Penantian Panjang Tara Adia Temukan Jati Diri Hasilkan Album Perdana
A
A
A
JAKARTA - Talenta musik Tanah Air, Tara Adia Prawidaninggar akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya untuk merilis album. Penantian sepanjang enam tahun dengan menelurkan single demi single membawa Tara meluncurkan debut album self-titled.
Tara sendiri sebenarnya bukanlah sosok yang asing, karena musisi yang lahir di Blora, 19 September 1994 ini merupakan sulung dari penyanyi keroncong kenamaan Tanah Air, Indra Utami Tamsir.
Istilah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya ini begitu pas disematkan pada Tara. Kepiawaian dan bakatnya dalam bermusik, mencipta lagu dan bernyanyi sudah terlihat sejak masih kecil. Darah seni yang ada dalam dirinya adalah turunan dari ibunya sendiri.
Tara menulis dan memproduksi sendiri seluruh sembilan lagu dalam album perdananya ini. Dia bebas untuk melakukan kreasi, sebab sudah independent alias tidak terikat label manapun.
Dalam perjalanan karier bermusiknya, Tara, yang juga mahir memainkan biola dan piano, pernah merilis single berjudul "Cinta Sementara" pada 2014 dan "Yang Terdalam" setahun kemudian. Kemudian, Januari lalu, Tara juga sempat merilis single lainnya "Bahagia".
Dengan demikian, lahirnya album self-titled ini dianggap sebagai rumah bagi rilisan single-single sebelumnya menjadi satu. Hal ini sebagai bukti eksistensinya sebagai seorang penyanyi.
Tara dengan berani mencampur aduk berbagai genre yang berbeda menjadi sebuah eksperimennya sebagai musisi dalam karya album debutnya tersebut, dan tak lupa menampilkan kemampuan bermain biola dalam beberapa lagu di album ini.
"Album perdana Tara, album self titled ini merupakan pencarian jati diri di mana lebih ke perkenalan Tara ke pendengar musik Indonesia. Lagu-lagunya Tara yang tulis, produksi sendiri juga. Ini bisa dibilang album pencarian jati diri. Per lagu nuansanya beda-beda, ada yang happy, elektronik, orkestrasi, ada yang organik banget. Mudah-mudahan satu album ini bisa mewakili selera musik masyarakat secara keseluruhan," papar Tara mengenai albumnya saat ditemui SINDOnews dalam peluncuran debut album Self-Titled di kawasan Cipete Raya, Rabu (12/12) sore.
Sembilan track yang ada dalam album Tara antara lain "Bahagia Menjadi Satu", "Ingin Bersama", "Rindu Selamanya", "Rasa yang Terpendam", "Inikah Bahagia", "Mencintaimu adalah Anugerah", "Kehadiranmu" feat BID, "Karena Dia" dan "Menemukanmu".
"Ada 9 lagu berkisah soal cinta, cinta yang baru, cinta dari jauh, ada sedihnya juga. Jadi 80 persen isinya pengalaman pribadi aku, sisanya cerita cinta teman-teman. 9 lagu itu adalah rangkaian pengalaman kisahku dan teman-teman aku," ucap Tara.
"Di album ini Tara percaya Tara punya karakter dan ciri khas yang cukup kuat, karena di album Tara ini ada nuansa 90-an, ada nuansa EDM-nya juga, ada orkestrasinya juga, jadi banyak eksperimen. Misalnya di track 1 itu bernuansa EDM, track dua bernuansa 90-an, di track ketiga ada nuansa orkestranya," jelas Tara mengenai materi albumnya.
"Ada pula nuansa organic real nge-band ada di track kedelapan di lagu 'Kehadiranmu'. Di album ini Tara tidak terbawa arus tapi tetap mengikuti trend musik yang berkembang, jadi enggak juga idealis banget. Mudah-mudahan satu album ini bisa mewakili selera musik masyarakat secara keseluruhan," harapnya.
Sementara itu, pengerjaan album ini secara keseluruhan memakan waktu sekitar satu tahun. Enam bulan untuk proses rekaman, enam bulan lainnya merupakan proses perjuangan untuk memilih lagu dan mencari rekan kolaborasi.
"Pengerjaan satu tahun. Rekaman mungkin baru 6 bulan terakhir, cuma 6 bulan sebelumnya lebih ke struggling pikiran, pemilihan lagu, proses pencarian orang yang mau diajak kerjasama. Ada duet sama Brothers and the Soul, judulnya 'Kehadiranmu," sahut alumnus Institut Kesenian Jakarta jurusan Seni Pertunjukan Musik itu.
Sedangkan mengenai masalah penjualan album, Tara mengaku jika dirinya tidak terlalu memikirkannya. Dengan lagunya dinikmati oleh banyak orang, Tara sudah merasa sangat senang. Dan sejauh ini respons positif sudah mulai tampak di sejumlah platform musik, salah satunya Spotify.
Tara sendiri sebenarnya bukanlah sosok yang asing, karena musisi yang lahir di Blora, 19 September 1994 ini merupakan sulung dari penyanyi keroncong kenamaan Tanah Air, Indra Utami Tamsir.
Istilah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya ini begitu pas disematkan pada Tara. Kepiawaian dan bakatnya dalam bermusik, mencipta lagu dan bernyanyi sudah terlihat sejak masih kecil. Darah seni yang ada dalam dirinya adalah turunan dari ibunya sendiri.
Tara menulis dan memproduksi sendiri seluruh sembilan lagu dalam album perdananya ini. Dia bebas untuk melakukan kreasi, sebab sudah independent alias tidak terikat label manapun.
Dalam perjalanan karier bermusiknya, Tara, yang juga mahir memainkan biola dan piano, pernah merilis single berjudul "Cinta Sementara" pada 2014 dan "Yang Terdalam" setahun kemudian. Kemudian, Januari lalu, Tara juga sempat merilis single lainnya "Bahagia".
Dengan demikian, lahirnya album self-titled ini dianggap sebagai rumah bagi rilisan single-single sebelumnya menjadi satu. Hal ini sebagai bukti eksistensinya sebagai seorang penyanyi.
Tara dengan berani mencampur aduk berbagai genre yang berbeda menjadi sebuah eksperimennya sebagai musisi dalam karya album debutnya tersebut, dan tak lupa menampilkan kemampuan bermain biola dalam beberapa lagu di album ini.
"Album perdana Tara, album self titled ini merupakan pencarian jati diri di mana lebih ke perkenalan Tara ke pendengar musik Indonesia. Lagu-lagunya Tara yang tulis, produksi sendiri juga. Ini bisa dibilang album pencarian jati diri. Per lagu nuansanya beda-beda, ada yang happy, elektronik, orkestrasi, ada yang organik banget. Mudah-mudahan satu album ini bisa mewakili selera musik masyarakat secara keseluruhan," papar Tara mengenai albumnya saat ditemui SINDOnews dalam peluncuran debut album Self-Titled di kawasan Cipete Raya, Rabu (12/12) sore.
Sembilan track yang ada dalam album Tara antara lain "Bahagia Menjadi Satu", "Ingin Bersama", "Rindu Selamanya", "Rasa yang Terpendam", "Inikah Bahagia", "Mencintaimu adalah Anugerah", "Kehadiranmu" feat BID, "Karena Dia" dan "Menemukanmu".
"Ada 9 lagu berkisah soal cinta, cinta yang baru, cinta dari jauh, ada sedihnya juga. Jadi 80 persen isinya pengalaman pribadi aku, sisanya cerita cinta teman-teman. 9 lagu itu adalah rangkaian pengalaman kisahku dan teman-teman aku," ucap Tara.
"Di album ini Tara percaya Tara punya karakter dan ciri khas yang cukup kuat, karena di album Tara ini ada nuansa 90-an, ada nuansa EDM-nya juga, ada orkestrasinya juga, jadi banyak eksperimen. Misalnya di track 1 itu bernuansa EDM, track dua bernuansa 90-an, di track ketiga ada nuansa orkestranya," jelas Tara mengenai materi albumnya.
"Ada pula nuansa organic real nge-band ada di track kedelapan di lagu 'Kehadiranmu'. Di album ini Tara tidak terbawa arus tapi tetap mengikuti trend musik yang berkembang, jadi enggak juga idealis banget. Mudah-mudahan satu album ini bisa mewakili selera musik masyarakat secara keseluruhan," harapnya.
Sementara itu, pengerjaan album ini secara keseluruhan memakan waktu sekitar satu tahun. Enam bulan untuk proses rekaman, enam bulan lainnya merupakan proses perjuangan untuk memilih lagu dan mencari rekan kolaborasi.
"Pengerjaan satu tahun. Rekaman mungkin baru 6 bulan terakhir, cuma 6 bulan sebelumnya lebih ke struggling pikiran, pemilihan lagu, proses pencarian orang yang mau diajak kerjasama. Ada duet sama Brothers and the Soul, judulnya 'Kehadiranmu," sahut alumnus Institut Kesenian Jakarta jurusan Seni Pertunjukan Musik itu.
Sedangkan mengenai masalah penjualan album, Tara mengaku jika dirinya tidak terlalu memikirkannya. Dengan lagunya dinikmati oleh banyak orang, Tara sudah merasa sangat senang. Dan sejauh ini respons positif sudah mulai tampak di sejumlah platform musik, salah satunya Spotify.
(nug)